Berkunjung ke suatu daerah tidak harus menghabiskan waktu dengan menikmati wisata alam, tempat bersejarah, atau kekayaan kulinernya. Hal-hal yang menjadi ikon khas pun bisa jadi disambangi dan memberi tambahan pengetahuan dan pengalaman.
Ada begitu banyak bangunan khas yang jika ditelusuri lebih dalam ternyata memiliki sisi yang menarik dan memberikan tambahan wawasan baru.
Bahkan, sebagian besar tren gaya milenial sekarang senang dengan wisata yang berbau nyeleneh seperti wisata misteri ke bangunan – bangunan terbengkalai.
Mereka justru menjadikan bangunan yang berlatar kisah – kisah unik sebagai obyek foto. Hasilnya, tentu diunggah ke media sosial yang akan menjadi peningkatan bagi media sosial.
Nah, jika Anda punya kesempatan untuk mengunjungi Semarang, jangan hanya berburu lumpia atau menyempatkan diri bertandang ke Lawang Sewu, coba deh mampir ke Stadion Jatidiri.
Tempat kebanggaan warga ibu kota Provinsi Jawa Tengah ini juga menjadi markas klub PSIS. Berada di selatan Kota Semarang, tepatnya di Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, stadion ini memiliki kapasitas 21 ribu orang.
Pada awalnya, stadion Jatidiri memang berdiri kokoh untuk menampung puluhan ribu penonton dan supporter PSIS Semarang.
Akan tetapi, sebuah kejadian naas pada 15 Februari 2014. Tepatnya saat PSIS sedang menjamu tamu kehormatan yang bertanding yaitu Timnas U-19.
Dilaporkan dari laman MetroTV, pada saat tengah asyik menikmati jalannya pertandingan, tiba – tiba tribun penonton ambruk dan mengakibatkan belasan penonton luka – luka.
Sementara itu, sebagian penonton berlari dan berhamburan keluar pagar untuk menyelamatkan diri.
Konon peristiwa mengenaskan itu disebabkan karena kondisi struktur bangunan yang kurang berkualitas dan juga karena kelebihan muatan atau kapasitas penonton.
Sementara itu, laga yang sempat dihentikan akhirnya bisa dilanjutkan dengan skor imbang, Timnas Indonesia U-19 melawan serdadu PSIS Semarang dengan nilai 1 sama.
Sejarah Stadion Jatidiri
Stadion Jatidiri ini didirikan pada masa pemerintahan Gubernur Muhammad Ismail. Setiap pergantian gubernur, stadion ini mengalami perbaikan hingga memiliki fasilitas yang cukup memadai. Tapi renovasi terbesar yang pernah dilakukan adalah saat Semarang menjadi tuan rumah PON XVIII pada tahun 2012. Melakukan perbaikan sejak 2006, Stadion Jatidiri memiliki kualitas yang lebih baik dengan ukurannya yang lebih luas, rumput yang lebih baik, ruang ganti, wisma atlet, dan tribun penonton di bagian luar.
Akibat Kerusuhan
Kini, Stadion Jatidiri sedang dalam tahap renovasi karena sempat terjadi kerusuhan yang mengakibatkan beberapa fasilitas rusak parah. Pengrusakan yang dilakukan pendukung tim sepakbola ini membuat beberapa bagian stadion terbakar dan mengalami kerusakan.
Digadang-gadang menjadi stadion bertaraf internasional, kapasitas stadion yang semula hanya menampung 21 ribu kursi akan ditingkatkan menjadi 60 ribu kursi. Bukan hanya itu saja, Stadion Jatidiri juga akan dibangun dengan konsep yang mirip Gelora Bung Karno. Dibangun sebagai stadion tertutup, nantinya stadion ini akan memiliki atap memutar yang dapat menutupi seluruh tribun. Diharapkan, fasilitas ini dapat mengurangi jumlah penonton yang seringkali kedapatan naik ke tiang lampu.
Renovasi Stadion Jatidiri ini terdiri dari beberapa tahap. Selain bagian stadion, seperti struktur dan fondasi tribun selatan, timur, dan utara, nantinya juga difokuskan pada perbaikan lapangan dengan memperbaiki drainase dan memasang rumput lapangan yang layak. Oleh karena itu, pembangunan stadion yang mendapat anggaran sebesar Rp38 miliar dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ini digadang-gadang menjadi salah satu stadion terbaik di Indonesia.
Bukan hanya fokus pada penyelenggaraan olahraga, renovasi Stadion Jatidiri ini juga memperhatikan potensi komersil. Lingkungan di sekitar stadion akan dibangun kompleks pertokoan dan perkantoran dan akan menjadi pusat event-event. Mulai dari pertandingan sepakbola nasional maupun internasional, hingga menjadi ajang promosi pariwisata Provinsi Jawa Tengah, terutama Kota Semarang.
Sayangnya, perbaikan Stadion Jatidiri ini menuntut pengorbanan dari klub sepakbola kebanggaan Semarang. Belum bisa dijadikan homebase Laskar Mahesa Jenar pada gelaran Divisi Utama 2017, mereka memilih stadion di sekitar Semarang sebagai home base, seperti Stadion Gemilang Magelang atau Stadion Kebon Dalem Kendal. Jadi, jika ingin menyaksikan permainan tim pimpinan Supangkit saat bertanding atau berlatih, bisa mendatangi kedua stadion pinjaman tersebut.
Pembangunan Stadion Jatidiri ini rencananya akan selesai pada tahun 2018, tapi bisa jadi molor karena kesulitan mendapatkan anggaran tambahan. Namun nantinya, stadion ini akan memiliki kualitas internasional, lengkap dengan berbagai fasilitas. Hal ini bisa dilihat dari beberapa bagian stadion yang sudah diperbaiki. Mulai dari rumput, lintasan atletik, scoring board, mekanikal elektrikal yang ada di stadion, dan fasilitas yang akan digunakan oleh panitia pelaksana, pemain, pelatih, wasit, dan terutama penonton. Beberapa tempat yang juga sudah berumur dan mulai karatan ini juga mendapatkan pergantian yang baru, sehingga lebih nyaman dan aman.
Sebagai homebase tim sepakbola Semarang, kualitas rumput pun wajib diperhatikan. Kondisinya yang dulu sangat tidak layak karena tandus dan kosong, diganti dengan jenis Zoysia Matarella. Rumput jenis ini memiliki kualitas yang cukup bagus, dengan daun runcing dan rigiditas, sehingga membuat para penggunanya terasa aman dan nyaman. Bukan hanya rumput saja yang diperhatikan, pintu utama stadion pun akan berpindah ke bagian timur. Hal ini dilihat dari maket rancangan stadion yang ada di bagian depan, yang memperlihatkan penampilan Stadion Jatidiri yang tampak mewah dan megah.
Rute Menuju Stadion Jatidiri
Tidak sulit kok jika ingin mengunjungi Stadion Jatidiri untuk melihat pembangunannya yang mulai menunjukkan bangunan yang megah, atau sekadar ingin selfie di depannya. Anda bisa menggunakan berbagai alternatif transportasi, mulai dari kendaraan pribadi seperti mobil atau motor, dan juga transportasi umum.
Jika ingin mengalami liburan yang tak biasa, coba naiki bus dari Terminal Terboyo. Setelah itu, lanjutkan dengan menggunakan Bus Trans Semarang. Ada 3 koridor untuk bus Trans ini, tapi pilih yang nomer dua. Jika Anda berasal dari Pati, Kudus, atau Demak, bisa turun di Halte Sukun lalu melanjutkan ke arah PLN Jatingaleh yang searah dengan Stadion Jatidiri.
Sebelum dipugar, Stadion Jatidiri ini buka 24 jam untuk para pengunjungnya, kecuali saat ada pertandingan, yang tentunya harus mengikuti jam masuk untuk melihat para pemain berkompetisi. Sedangkan untuk tarif tiket masuk sebenarnya tidak dipungut biaya, alias gratis. Berbeda cerita saat Anda ingin melihat pertandingan yang sedang digelar, maka harus memberli karcis dengan harga mulai Rp50 ribu hingga Rp150 ribu. Harganya berbeda-beda, tergantung tribun yang dipilih, jadi dapat menyesuaikan dengan bujet dan kenyamanan.
Sementara itu, ada beberapa bus yang melewati stadion Jatidiri jika ada pengunjung yang ingin menjangkau lokasi dari arah pusat kota.
Rutenya sebagai berikut:
Dari pusat Simpang Lima Semarang atau Mal Ciputra, naik bis yang berlabel Bis-C6 atau Bis-R10C. Rute tempuh membutuhkan sekitar 45 menit.
Semoga ulasan informasi tentang stadion Jatidiri Semarang bisa memberikan manfaat ya.