Tasikmalaya kini terus bergeliat membenahi aspek ekonomi dan pariwisata, sebagai salah satu daya tarik utama kawasan Priangan Timur. Tidak heran jika kota di Jawa Barat ini terus mengembangkan fasilitas dan infrastrukturnya, salah satunya moda transportasi. Pembenahan dimulai dari jalur darat dengan terminal bus yang ada di Indihiang yang kondisinya sudah terbilang cukup baik serta pembangunan jalan tol yang akan menyambungkan Bandung dan Tasikmalaya. Kini pemerintah kembali menambah pilihan transportasi yaitu via udara.
Anda bisa menyambangi Tasikmalaya dari Jakarta lewat Bandara Halim menuju Bandara Wiriadinata, yang telah diresmikan oleh Presiden Jokowi. Uniknya, hanya butuh dua hari bagi orang nomor satu di Republik Indonesia ini untuk menyulap Lanud militer menjadi bandara umum Tasikmalaya.
Sejarah MoU
Setelah melewati diskusi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso, Wakil Gubernur Jawa Barat Dedy Mizwar, dan Wali Kota Tasikmalaya, bandara yang sudah ada sejak masa penjajahan Belanda ini dikembangkan sebagai bandara yang akan melayani penerbangan komersial dari dan ke Tasikmalaya. Sama seperti bandar udara Halim Perdanakusuma, hal ini dilakukan setelah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada Jumat, 9 Juni 2017 yang lalu.
Pengembangan Bandara Wiriadinata di tasikmalaya ini diharapkan dapat mendukung pengembangan perekonomian di selatan Pulau Jawa. Bandara ini menjadi awal, yang nantinya akan menyusul pembuatan bandara di Sukabumi Selatan dan Banten Selatan. Hal ini dilakukan sesuai dengan program pemerintah Nawa Cita ke 7, untuk mengembangkan daerah-daerah berpotensi, tapi belum tergarap dengan baik.
Selain diproses dengan persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku, bandara ini nantinya juga harus memenuhi unsur keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan. Oleh karena itu, Bandara Wiriadinata mengembangkan berbagai fasilitas, mulai dari terminal penumpang, VIP Room, bangunan tower, hanggar, dan fasilitas alat bantu navigasi yang akan membantu kelancaran rute penerbangan.
Bukan hanya itu saja, pintu bandara di sisi utara Gerbang Lanud Wiriadinata juga sudah disiapkan oleh pemerintah kota, beserta rambu-rambu lalu lintas penunjuk pintu masuk yang terpasang di sisi jalan. Diharapkan masyarakat di kawasan Priangan Timur khususnya, dapat memanfaatkan bandara baru ini dan dapat meningkatkan pemasukan daerah maupun negara, terutama lewat bidang pariwisata yang akhir-akhir ini menjadi fokus pemerintah.
Sejarah Bandara Wiridinata
Bandara Wiridinata yang terletak di Tasikmalaya, Jawa Barat ini berjarak kurang lebih enam kilometer dari pusat kota, sehingga dapat dicapai dengan waktu tempuh kurang lebih 15 menit. Dulunya, bandar udara yang memiliki landasan pacu sepanjang 1094 meter ini dikenal dengan nama Lapangan Udara atau Lanud Cibeureum, Tasikmalaya. Bandara ini memang bukan hal yang baru di kota yang dijuluki Sang Mutiara dari Priangan Timur ini, karena merupakan peninggalan pada masa penjajahan Belanda.
Awalnya, bandara ini dimanfaatkan sebagai tempat keberangkatan dan pendaratan pesawat-pesawat militer Belanda, yang kemudian dilanjutkan juga pada masa pendudukan Jepang. Setelah Jepang menyerah pada sekutu dan diikuti proklamasi Kemerdekaan Indonesia di tahun 1945, rakyat Tasikmalaya menghimpun kekuatan untuk merebut hal-hal yang berada di bawah penguasaan penjajah, salah satunya Lapangan Udara.
Pada bulan September 1945 inilah sejarah ditorehkan saat anggota-anggota teknik pesawat di Pangkalan Udara Andir Bandung mendapat berita menggembirakan, bahwa Lanud Cibeureum Tasikmalaya sudah berhasil dikuasai oleh rakyat Indonesia. Kabar ini memberikan angin sejuk bagi pada insan dirgantara Indonesia yang terpacu motivasinya untuk segera memanfaatkan fasilitas yang ada.
Memiliki kecintaan yang besar pada bendera negara merah-putih, tepat tanggal 27 Oktober 1945, Basir Surya dan Tjarmadi menggunakan peralatan seadanya untuk memperbaiki pesawat Curen. Pesawat peninggalan Jepang ini kemudian diberi tanda Merah Putih dengan memberi warna putih pada bulatan merah yang ada di bendera Jepang. Pesawat inilah yang kemudian diterbangkan oleh Adisutjipto dan berhasil mengelilingi lapangan terbang Maguwo Yogyakarta.
Tidak berhenti sampai di sini, dibantu delapan orang teknisi dari Pangkalan Udara Andir, pesawat Nishikoren kembali diperbaiki dan diberi tanda segi empat merah putih sebagai lambang pesawat milik Indonesia. Pesawat ini juga kembali diterbangkan oleh Adisoetjipto pada tanggal 7 November 1945, yang sukses mengelilingi Tasikmalaya selama 30 menit.
Pembukaan Pangkalan Udara Cibeureum digelar tidak sampai setahun dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya 13 April 1946. Diawali dengan pameran dan pekan penerbangan yang diharapkan dapat memasyarakatkan minat dirgantara, dilanjutkan dengan penerbangan formasi melalui rute Yogyakarta-tasikmalaya-Wirasaba-Solo-Madiun-Malang pada tanggal 15 April 1946. Penerbangan ini dikomando oleh para pilotnya, seperti Husein Sastranegara, Tugiyo, Santoso, Dan Wim Prajitno.
Selanjutnya, menggunakan 5 pesawat Cureng, dilakukan penerbangan formasi dari Pangkalan Udara Maguwo menuju Pangkalan Udara Cibeureum. Para penerbangnya adalah Komodor Muda Udara A. Adisoetjipto dan Opsir Udara II Husein Sastranegara, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdurahman Saleh dan OMU III Toeloes Martoatmodjo, Opsir Udara II H. Sujono dan OMU III Kaswan, Opsir Udara II Iman Suwongso Wirjosaputro dan Opsir Udara III Sunarjo, terakhir Opsir Udara II Iswahjudi dan Opsir Udara III Makmur Suhodo.
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Hanafie Asnan kemudian meresmikan penggantian nama Lanud Cibeureum Tasikmalaya menjadi Lanud Wiriadinata pada tanggal 20 September 2001. Nama lanud ini sendiri diambil dari salah seorang pahlawan TNI-AU, yaitu Laksamana Muda Udara (Anumerta) Raden Atje Wiriadinata.
Mulai Layani Penerbangan Domestik
Walau sudah mendapatkan izin slot dan izin penerbangan, pihak maskapai tidak terburu-buru melakukan penerbangan, karena ingin memastikan keselamatan penumpang dan mengkaji tarif pesawat. Selain itu, bandara juga terus berbenah diri seiring perubahan fungsinya menjadi lapangan penerbangan komersil. Penambahan yang terbaru berupa runway yang diperpanjang 200 meter hingga mencapai 1400 meter.
Hal ini dapat berpengaruh pada kapasitas penumpang yang semakin banyak, dari yang hanya mampu terisi 40-50 penumpang, nantinya dapat menampung 74 penumpang atau berkapasitas penuh. Ini menjadi jawaban dari permintaan dan antusiasme masyarakat yang ingin memanfaatkan Bandara Wiriadinata.
Jadwal Penerbangan
Maskapai penerbangan Wings Air merupakan yang pertama melayani peerbangan dengan rute halim Perdana Kusuma Jakarta menuju Bandara Wiriadinata Tasikmalaya, tepatnya mulai 1 Juli 2017. Jadwal penerbangan ATR-72/500-600 pun sempat mengalami perubahan waktu, yang awalnya dijadwalkan pukul 14.00 maju menjadi 10.30. Sebaliknya, penerbangan dari Tasikmalaya pada pukul 16.00 menjadi pukul 11.50. Hal ini disebabkan pesawat yang digunakan akan melayani rute Malang-Bandung terlebih dahulu, dilanjutkan Bandung-Halim, kemudian Halim-Tasikmalaya.
Selain itu, perubahan ini telah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang ingin berkunjung ke Tasikmalaya, baik dari kalangan pebisnis atau wisatawan yang ingin langsung beraktivitas ke berbagai spot wisata belanja. Untuk tarif tiket Tasikmalaya menuju Jakarta, ditetapkan tarif bawah sebesar Rp240 ribu sedangkan untuk tarif atas sebesar Rp660 ribu, yang dianggap telah sesuai untuk animo masyarakat.