Mendengar Kota Semarang, kebanyakan orang akan memikirkan kuliner khasnya, seperti lumpia, tahu gimbal, dan bandeng prestonya. Tapi bukan hanya makanan lezat saja yang diburu oleh para wisatawan local maupun mancanegara yang datang ke ibukota Jawa Tengah ini, tapi juga aspek budayanya. Salah satu bangunan kuno yang sampai sekarang masih berdiri megah dan dapat ditemui dengan mudah di pusat kota adalah Lawang Sewu. Gedung ikonik ini sayang sekali jika dilewatkan saat Anda berkunjung ke Jawa Tengah. Selain mudah dikenal liewat dua menara kubah yang menjulang, Lawang Sewu punya fakta-fakta menarik di balik gedung bersejarah ini.
Nama Lawang Sewu dalam bahasa Jawa artinya seribu pintu. Nama ini disematkan karena melihat banyaknya pintu yang terdapat dalam gedung tersebut. Tapi jika Anda ingin meluangkan waktu untuk menghitungnya dengan tepat, jumlahnya tidak mencapai seribu, tapi berjumlah enam ratus buah daun pintu di bangunan bersejarah itu. Tapi di luar perbedaan jumlah pintu dengan nama populernya itu, Anda akan dibuat kagum dengan tampilan pintu yang indah. Bukan hanya itu, kebanyakan orang yang telah memasuki Lawang Sewu dijamin akan terpukau oleh keindahan jendela berukuran besar, yang menjadi ciri khas bangunan peninggalan Belanda.
Terdiri dari 3 lantai
Bangunan Lawang Sewu ini sendiri terdiri dari tiga lantai, yang makin luas dengan tambahan sayap di bagian kanan dan kiri. Walau sudah dibangun berpuluh-puluh tahun yang lalu, kesan megah masih sangat terasa, berkat penggunaan cat tembok berwarna putih yang bikin suasana gedung ini terasa sangat kental nuansa Eropa.
Saat melangkahkan kaki memasuki gedung ini, pengunjung akan disambut dengan tangga besar menuju lantai dua. Layangkan pandangan ke sekitarnya dan Anda akan menemukan kaca besar yang unik, karena menampilkan gambar dua orang perempuan dengan pakaian zaman dulu. Anda akan seperti dibawa ke masa lalu, terutama saat melihat banyaknya yang memperlihatkan keindahan arsitektur ala Eropa. Tidak heran jika Lawang Sewu masih menjadi salah satu tempat favorit untuk melakukan sesi foto pre-wedding bagi warga Semarang, bahkan ada juga yang sengaja datang dari luar kota.
Tempat bersejarah di Semarang
Lawang Sewu memang dikenal sebagai salah satu tempat bersejarah yang cukup terkenal di Semarang. Tapi tidak banyak yang tahu jika bangunan bersejarah ini memiliki perjalanan yang cukup panjang. Dibangun mulai tahun 1904 dan baru selesai tiga tahun kemudian, tepatnya pada 1907, Lawang Sewu ini awalnya dimanfaatkan sebagai kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS, sebuah jawatan perkereta apian swasta milik Belanda pada masa penjajahan.
Saat Jepang mulai masuk dan menjajah Indonesia, gedung ini pun mengalami perubahan fungsi, terutama ketika Jepang berhasil menguasai Semarang pada tahun 1940an. Bangunan megah ini sempat dijadikan sebagai tempat peristirahatan tentara Jepang. Ironisnya, ruangan bawah tanahnya digunakan sebagai penjara sekaligus tempat pembantaian bagi penduduk lokal maupun tentara Belanda yang memberontak. Lawang Sewu ternyata menyimpan catatan kelam sebagai tempat yang dipakai tentara Jepang yang dengan kejam menyiksa dan menumpahkan darah orang-orang yang tidak mengikuti peraturannya.
Sempat Menjadi Rebutan
Perubahan kembali terjadi setelah Indonesia meraih kemerdekaan pada tahun 1945. Lawang Sewu dikembalikan ke Indonesia dan sempat dijadikan kantor oleh beberapa institusi pemerintah. Mulai dari Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang lebih dikenal sebagai PT KAI, Kantor Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro), hingga Kantor Kementrian Perhubungan Jawa Tengah. Namun kini, Lawang Sewu telah menjadi bangunan bersejarah yang dijaga keindahan arsitektur dan nilai historisnya, yang menjadikannya salah satu obyek wisata menarik di Semarang.
Kisah mistis
Mendengar sejarah kelam yang pernah terjadi di Lawang Sewu, tidak heran jika banyak orang yang mengaitkan bangunan bersejarah ini dengan kisah mistis. Bahkan, tidak bisa dipungkiri, keangkeran Lawang Sewu ini justru membuatnya banyak dikenal, terutama oleh orang-orang luar Semarang yang ingin membuktikan kebenaran cerita-cerita seram.
Hal ini dimanfaatkan tur malam yang memandu beberapa orang yang ingin melihat sendiri gedung yang dianggap sebagai bangunan paling berhantu di Jawa Tengah. Wisata unik ini biasanya diminati oleh orang-orang yang ingin menguji adrenalin. Ada yang ingin menyaksikan sendiri penampakan noni Belanda bergaun merah yang selalu terlihat sebelum Maghrib di salah satu bagian bangunan, hingga suara jeritan dan tangisan yang terdengar pada malam hari. Tidak heran jika lawang Sewu sempat dijadikan lokasi uji nyali dari salah satu acara yang dimiliki stasiun TV swasta.
Tapi, tidak jarang juga para pengunjung yang sengaja ingin mengagumi keindahan bangunan ikon kota ini mengalami gangguan mistis. Oleh karena itu, disarankan untuk menyewa guide yang akan dengan senang hati memandu Anda untuk berkeliling dan mengagumi berbagai sudut-sudut bangunan. Selain dapat mencegah hal-hal mistis, pemandu yang disewa juga akan memperingatkan para pengunjung untuk tidak memasuki beberapa ruangan terlarang, walaupun sudah mengalami pemugaran dan dibangun kembali.
Nilai fungsional
Walau menarik banyak pengunjung dengan kisah mistiknya, rupanya pemerintah Kota Semarang ingin mengikis kesan seram dari gedung antik ini. Diharapkan, meskipun banyak orang yang masih mempercayai cerita seram yang bikin bulu kuduk berdiri, pengunjung akan melihat keseluruhan bangunan sebagai tempat bersejarah dan berarsitektur indah.
Selain itu, untuk menambah keasriannya, kini dibangun taman di area Lawang Sewu yang sejuk dan selalu terjaga kebersihannya. Pengunjung tidak hanya dapat duduk-duduk di bawah pepohonan yang rindang, tapi juga menghibur mata berkat tata letak tamannya yang rapi. Tapi ingat ya, jangan lupa untuk ikut menjaga kebersihannya dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pengrusakan.
Selain taman yang disulap indah, Lawang Sewu kini dijadikan tempat penyelenggaraan even-even besar Kota Semarang. Mulai dari fashion show hingga penyuluhan, kegiatan ini diharapkan dapat menonjolkan imej Lawang Sewu sebagai bangunan bersejarah dengan arsitektur yang mengundang decak kagum.
Tiket masuk
Untuk Memasuki bangunan bersejarah ini, Anda tidak perlu mengeluarkan uang terlalu banyak. Cukup membayar biaya masuk sebesar sepuluh ribu untuk orang dewasa dan lima ribu rupiah untuk anak-anak dan pelajar. Walau diperbolehkan mengambil foto, tapi jangan sampai melakukan tindakan yang tidak bertanggung jawab, misalnya mengambil bagian dari Lawang Sewu, mencoret-coret, atau nekat memasuki ruangan terlarang. Yuk, ikut menjaga keindahan bangunan bersejarah ini, yang menjadi saksi bisu perjuangan bangsa melawan penjajahan dan meraih kemerdekaan Indonesia.
Nah, jika punya kesempatan menghabiskan liburan di Jawa Tengah, jangan hanya berbuur kuliner dan batiknya saja. Tidak ada salahnya menyempatkan diri untuk mengunjungi Lawang Sewu yang jadi ikon Kota Semarang. Pelajari sejarahnya dan jaga kelestariannya agar tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang. Tunggu apalagi, yuk jalan-jalan ke Lawang Sewu!